Kantor

Jl. Kendal No.1 10, RT.10/RW.6, Dukuh Atas, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310

Kampung Maumolo Krisis Air, Fransiscus Go Bawa Harapan Baru

Kefamenanu – Kampung Maumolo di Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, kini tak lagi dikenal sebagai lumbung sayur mayur seperti dahulu. Kekeringan berkepanjangan mengubah wajah kampung itu menjadi wilayah krisis air yang memprihatinkan. Untuk mandi saja warga harus menghemat, apalagi untuk bertani.

Ratusan kepala keluarga di kampung ini hidup dalam tekanan akibat sulitnya akses air bersih. Mereka terpaksa membeli satu tangki air dengan harga puluhan ribu rupiah, padahal penghasilan sehari-hari hampir tak ada. Lahan-lahan pertanian terbengkalai, dan janji-janji dari pemerintah maupun politisi selama ini hanya menjadi harapan kosong.

“Kalau mengenang ke belakang, kampung ini penghasil sayur untuk Kota Kefa. Tapi sekarang, untuk mandi saja kami susah. Terpaksa beli sayur di pasar,” tutur drh. Joyce Nino, tokoh masyarakat setempat. Warga lainnya, Andarias Elu, juga mengeluhkan nasib serupa. “Kalau tidak ada penghasilan, dari mana kami bisa beli air?” katanya dengan nada putus asa.

Kondisi diperburuk dengan gagalnya pengeboran air yang pernah dilakukan. Menurut Romo Kanis Oki, dua titik sumur bor sempat dibuat, tapi air hanya keluar beberapa minggu. Ada yang menyebutkan karena tak dilakukan ritual adat, sumber air cepat menghilang. Sejak itu, warga hanya bisa pasrah pada langit.

Baca Juga  Buku “Berani Melangkah” Karya Fransiscus Go Diapresiasi UMKM di Kupang

Kabar kembalinya Fransiscus Go ke tanah kelahirannya, Kefamenanu, langsung disambut dengan penuh harap oleh warga Maumolo. Mereka mengadakan pertemuan mendadak dan mengutus drh. Joyce Nino untuk menyampaikan langsung keluhan mereka. Frans Go pun bersedia mengunjungi kampung itu pada Kamis (27/6/2025).

Setibanya di Maumolo, Fransiscus Go disambut secara adat oleh warga. Senyum sumringah menghiasi wajah mereka, seolah menemukan setetes harapan di tengah kekeringan. Pertemuan digelar di depan Kapela Maumolo, tempat warga menyampaikan keluh kesah dan permohonan bantuan dari Yayasan Felix Maria Go.

Mewakili yayasan, Fransiscus Go menyatakan komitmennya untuk membantu mengatasi krisis air bersih di Maumolo. “Kami datang bukan sebagai politisi, tapi sebagai keluarga besar Felix – Maria Go yang ingin berbagi. Kami akan upayakan sumur bor, embung, atau reservoar. Ini program utama kami,” ucapnya, disambut tepuk tangan warga.

Baca Juga  Kardinal Robert Francis Prevost Terpilih Sebagai Paus Umat Katholik, Fransiscus Go Ucapkan Selamat

Tak hanya menjanjikan, Frans Go juga menetapkan target. “Sumur bor harus selesai sebelum akhir tahun ini. Kami akan pantau tiga tahun ke depan, hingga kampung ini mandiri. Setelah air tersedia, program di bidang pendidikan dan kesehatan juga akan kami dorong,” tegasnya.

Untuk mendukung kemandirian ekonomi, Yayasan Felix Maria Go juga akan mendatangkan mentor pertanian untuk mendampingi warga menghidupkan kembali lahan mereka. “Kami tulus ingin membantu, tidak mencari untung. Yang penting, warga bisa sejahtera dan bangkit seperti dulu,” lanjut Frans Go.

Setelah dialog, Frans Go langsung meninjau lokasi pengeboran bersama tokoh adat. Di sana, dilakukan ritual adat untuk meminta restu alam. Lokasi itu diyakini memiliki debit air yang cukup. “Semoga dengan sumur bor ini, warga Maumolo bisa kembali bercocok tanam dan hidup layak,” pungkas Frans Go dengan penuh harap.