Kantor

Jl. Kendal No.1 10, RT.10/RW.6, Dukuh Atas, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310

Lebaran dan Kasih Persaudaraan: Toleransi yang Menyatukan Indonesia

Jakarta – Idul Fitri 2025 / 1446 H menjadi momentum penting bagi umat Muslim di Indonesia untuk merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama 40 hari.

Lebaran bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang mempererat persaudaraan, memperkuat nilai toleransi, dan menjaga harmoni sosial dalam keberagaman.

Ferdinandus Wali Ate, Ketua Harian Bajaga, Baku Jaga Menegaskan bahwa Lebaran adalah simbol kebersamaan yang harus terus dijaga.

“Lebaran mengajarkan kita untuk saling menopang dan merajut persaudaraan. Ini bukan hanya tradisi umat Muslim, tetapi juga cerminan nilai kebangsaan yang memperkuat persatuan,” ujarnya.

Ketupat: Simbol Kesederhanaan dan Kebersamaan

Ketupat menjadi salah satu simbol khas Lebaran yang memiliki makna mendalam. Diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga melalui tradisi Bakda Kupat, ketupat melambangkan nilai-nilai sosial, seperti pengakuan atas kesalahan (Ngaku Lepat) dan ajakan untuk hidup lebih baik (Laku Papat).

Baca Juga  Yayasan Felix Maria Go-Fransiscus Go Beri Dukungan Penuh Pasar Kreatif Anak NTT di Kupang

Dalam filosofi Jawa, ketupat mengajarkan pentingnya memohon maaf, berbagi dengan sesama, dan menjaga kesucian hati. Tradisi ini mencerminkan budaya gotong royong yang menjadi pondasi kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

“Toleransi dan kebersamaan adalah kekuatan utama yang akan membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tambah Ferdinandus.

Lebaran menjadi pengingat bahwa di tengah keberagaman, persatuan harus tetap dijaga. Dengan semangat kebersamaan, Indonesia akan terus melangkah maju sebagai bangsa yang rukun, damai, dan penuh kasih.