TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Komunitas Garda Baku dan Jaga (Bajaga) hadir untuk memerangi perdagangan orang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang masih kerap terjadi di Indonesia membuat sejumlah individu tergerak untuk melakukan pencegahan.
Dimulai dari wilayah NTT, komunitas Bajaga terjun langsung ke para warga untuk memberikan sosialisasi bahaya TPPO.
“Garda Bajaga dapat berperan sebagai agen perubahan dalam menyebarkan informasi tentang risiko dan ciri-ciri Human Trafficking kepada masyarakat. Program penyuluhan dan pelatihan dapat diselenggarakan secara rutin untuk mencegah kasus-kasus Human Trafficking dan mendukung proses penegakan hukum terhadap pelaku,” ungkap Ketua Umum Komunitas Literasi Nusantara (KLN) sekaligus aktivis NTT, Ferdinandus Wali Ate dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/8/2023).https://www.youtube.com/embed/AfcataLLOhg
Kata dia, pencegahan perdagangan orang atau human trafficking adalah tanggung jawab bersama masyarakat, pemerintah dan berbagai lembaga terkait.
Komunitas seperti ini di desa dinilainya bisa menjadi jembatan untuk membantu pencegahan terhadap hal tersebut.
Pasalnya dengan melibatkan warga sekitar juga maka bisa mencegah ruang gerak para pelaku pencari korban.
“Garda Bajaga, sebagai kelompok masyarakat yang peduli, dapat memainkan peran penting dalam mencegah pelaku pencari korban semakin leluasa bergerak di desa-desa. Ini menggarisbawahi pentingnya tindakan cepat dari pemerintah untuk melawan human trafficking di desa-desa,” pungkasnya.https://widget.kompas.com/survey/208?separator=survey__separator
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Komunitas Ini Bergerak Ke Desa-Desa Perangi Mafia Perdagangan Orang, https://jakarta.tribunnews.com/2023/08/25/komunitas-ini-bergerak-ke-desa-desa-perangi-mafia-perdagangan-orang.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir